Mau Tahu, Alasan Albert Einstein Sering Bolos Kuliah? Einstein berpikir lebih maju dari dosennya.

Dikutip dari laman Tydknow, berikut adalah fakta-fakta unik, yang mungkin belum Anda tahu mengenai pencipta teori relativitas itu.

Meski semua orang mengakui, bahwa ilmuan ini punya otak sangat encer, namun ternyata hal itu bukan ia peroleh, dari kebiasaan rajin masuk kelas dan hormat pada dosen. Buktinya, data-data yang dikumpulkan membuktikan, bahwa Albert Einstein justru sering bolos kuliah, dan sering berargumen secara keras, dengan profesor yang mengajarinya, di Institut Politeknik Zurich, di Swiss.

Mungkin karena saking jeniusnya, ia bahkan berpikiran lebih maju daripada sang dosen, jadi ia kerap membantah profesor matematika, yang coba memberikannya ilmu pengetahuan. Karena sering kabur, profesor matematika-nya, Hermann Minkowski, bahkan sampai menjulukinya si anak malas tanpa masa depan.

Namun, ini bukan berarti Albert Einstein mahasiswa badung. Ini semua terjadi, karena ia tahu, pasti akan lulus saat ujian matematika datang. Karena, semua teori yang diajarkan sang dosen di kampus, ternyata sudah ia pelajari saat ia berusia 12 tahun, jauh sebelum masuk bangku kuliah.

Alasan kenapa ia sering bolos, karena sebenarnya ia punya guru-guru lain yang ia anggap jauh lebih pintar, namun orang-orang tersebut tidak mengajar di kampusnya. Jadi saat ia bolos, ia bukan main, namun belajar langsung di lapangan.

Secara jujur Einstein akui, bahwa semua ilmu yang Hermann coba ajarkan, ia sudah ketahui semua. Ia pun mengaku, tidak suka dengan mata pelajaran yang berbau hafalan, seperti sejarah, geografi, dan bahasa, yang menurutnya sangat tidak menantang.

Oleh orang-orang di sekitarnya, Albert Einstein muda dikenal sebagai anak ajaib yang senang belajar matematika, musik, dan sains. Pamannya, Jakob Einstein, adalah orang yang mengajarinya aljabar, sementara mahasiswa cerdas, Max Talmud, adalah orang yang mengajarinya pelajaran filsafat dan sains.

Einstein mengaku, ilmu-ilmu yang membuatnya pintar, justru datang dari luar kampus, sehingga ia malas berlama-lama duduk di kelas, mendengarkan dosen yang coba mengajari sesuatu yang ia sudah tahu.

Ia bahkan pernah berkata, andai saja tak dipaksa orangtuanya belajar secara formil di sekolah dan kampus, ia yakin akan bisa lebih banyak menemukan teori- teori hebat dalam hidupnya.

Read Users' Comments (1)komentar

Abstrak LKTI di Undip (Muhammad Ashim, Diah Puspitaningrum)

"MATA PELAJARAN PROFESI” SEBAGAI INOVASI PENDIDIKAN PRAKTIS DALAM PERWUJUDAN GENERASI BANGSA INDONESIA YANG AHLI SESUAI POTENSI DIRI

Sistem pendidikan yang praktis baik dari segi teori dan praktik merupakan salah satu tantangan yang sulit dirancang oleh sebuah negara. Pemberian pendidikan yang bermanfaat untuk masa depan, hanya sebatas pengetahuan saja. Di Indonesia, pemberian bekal pengetahuan hanya diberikan secara kulit luarnya saja tanpa mematangkan pengetahuan dan keahlian sesuai dengan keinginan dan harapan siswa di masa yang akan datang.Mata pelajaran profesi merupakan mata pelajaran yang memusatkanpada jalannya masa depan tiap anak. Pemberian pendidikan anak sesuai minat dan penggalian keahlian sejak dini yang mengkhususkan untuk pengarahan pada profesinya kelak. Pelajaran ini dimasukkan ke dalam jenjang menengah pertama dan menengah atas. Penambahan mata pelajaran profesi, menjadi fokus utama pada pendidikan tanpa mengesampingkan pengetahuan umum yang sudah ada atau mata pelajaran-mata pelajaran yang telah berjalan. Mata pelajaran profesi ada sebagai bentuk pengaplikasian pengetahuan yang didapatkan pada mata pelajaran umum secara teori maupun praktik yang diterapkan pada keterampilan dan keahlian sebuah profesi. Mata pelajaran ini terdiri atas 5 pilihan mata pelajaran yaitu mata pelajaran kesehatan, kemiliteran, kepolitikan, kependidikan dan kepengusahaan. Siswa wajib memilih salah satu dari 5 mata pelajaran pilihan tersebut, yang akan menjadi bekal keahliannya untuk dapat diterapkan dan diteruskan nanti ketika sudah lulus dari sekolah. Adanya mata pelajaran profesi ini dalam kurikulum secara tidak langsung mengurangi jumlah jam pelajaran lain dan mengganti jam pelajaran tersebut dengan mata pelajaran profesi. Intensitas jam mata pelajaran profesi yaitu 3 kali pertemuan dengan 6 jam pelajaran dalam satu minggu, dengan pembagian teori untuk persiapan praktik mapel profesi dan praktik keahlian profesi. Tentu saja, pembagian jam pelajaran mapel profesi akan lebih banyak jam praktik keahlian profesi dari pada teori. Pemberian teori disini hanya sebagai persiapan sebelum praktik. Sistem penilaian atau evaluasi masih seperti penilain pada kurikulum sebelumnya, bedanya hanya terdapat kolom tambahan berupa nilai rinci mata pelajaran profesi. Pada saat mendaftar ke perguruan tinggi maka nilai mata pelajaran profesi dapat menjadi pertimbangan utama universitas sedangkan nilai regular (umum) dijadikan syarat pokok (standar) dan mungkin bisa dijadikan pertimbangan lebih dari universitas namun dalam kondisi tertentu saja. Hasil pencapaian kelulusan, siswa tidak hanya mendapat ilmu secara teori dan praktik pengetahuan umum saja tanpa aplikasi pada kehidupan sehari-hari untuk kehidupan mendatang, tapi juga mendapatkan ilmu praktek keterampilan dan keahlian sesuai profesi yang diinginkan. Sehingga ketika lulus jenjang menengah atas, siswa bisa lebih terarah dalam meraih cita-citanya di masa depan. Kata Kunci: mata pelajaran, praktis, profesi, masa depan

Read Users' Comments (0)