“MATEMATIKA DAN AL-QURAN” (Tugas Filsafat Matematika Prof Hardi)

MAKALAH FILSAFAT MATEMATIKA “MATEMATIKA DAN AL-QURAN” Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Matematika Oleh: Muhammad Ashim (4101412042) Pengampu : Prof. Hardi Suyitno JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2015

DAFTAR ISI Halaman Judul ………………………………………………………………… i DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...... 3 BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………… 4 A. Pengertian Matematika ……………………………………………….. 4 B. Pengertian Al-Quran ………………………………………………….. 4 C. Hubungan Matematika dan Al-Quran ……………………………….. 5 BAB III PENUTUP ..................................................................................... 15 A. Kesimpulan ..................................................................................... 15 B. Saran ............................................................................................ …. 15 DAFAR PUSTAKA …………………………………………………………. 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Segala sesuatu yang ada di dunia ini pastinya mempunyai asal usul atau sejarah tersendiri dalam proses pembentukan yang lebih baik. Begitupun dengan ilmu pengetahuan, berbagai macam ilmu pengetahuan yang diketahui sampai saat ini, tentunya bila kita kupas pastinya memiliki sejarah tersendiri tak terkecuali pada bidang ilmu matematika juga.

Sebagai generasi muda islam, maka sangatlah prihatin dengan banyak sekali diantara kita yang masih belum tahu bahkan tidak berusaha mencari tahu, bahwasanya Islam sangatlah mempunyai andil dan pengaruh yang besar terhadap ilmu pengetahuan khususnya pada bidang ilmu matematika melalui para ilmuan muslim dan mempunyai hubungan dengan Al-quran. Saat ini, mayoritas orang belum mengetahui tentang hubungan matematika dengan Al-Quran baik dari angka-angka ataupun bahasan-bahasan yang terdapat dalam matematika seperti himpunan, statistika dan yang lainnya yang dikaitkan dengan ayat ayat Al-Quran. Oleh karena itu dalam makalah ini, penulis mencoba untuk memaparkan ilmu matematika dan keterkaitannya dengan ayat-ayat dalam Al-Quran B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Adapun rumusan masalah itu adalah: 1. Apa pengertian matematika dan Al-Quran? 2. Bagaimana hubungan matematika dan Al-Quran? C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tentang pengertian matematika dan Al-Quran 2. Untuk mengetahui hubungan matematika dan Al-Quran BAB II PEMBAHASAN MATEMATIKA DAN AL-QURAN

A. Pengertian Matematika

Secara bahasa (lughawi), kata “matematika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “mathema” atau mungkin juga “mathematikos” yang artinya hal-hal yang dipelajari. Bagi orang Yunani, matematika tidak hanya meliputi pengetahuan mengenai angka dan ruang, tetapi juga mengenai musik dan ilmu falak (astronomi). Nasoetion (1980:12) menyatakan bahwa matematika berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau “manthenein” yang artinya “mempelajari”. Orang Belanda, menyebut matematika dengan wiskunde, yang artinya ilmu pasti. Sedangkan orang Arab, menyebut matematika dengan ‘ilmu al hisab, artinya ilmu berhitung.

Di Indonesia, matematika disebut dengan ilmu pasti dan ilmu hitung. Sebagian orang Indonesia memberikan plesetan menyebut matematika dengan “mati-matian” atau “mate’mate’an”, karena sulitnya mempelajari matematika. Sedangkan secara istilah, sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai matematika. Meskipun sukar untuk menentukan definisi yang tepat untuk matematika, namun pada dasarnya terdapat sifat-sifat yang mudah dikenali pada matematika. Ciri khas matematika yang tidak dimiliki pengetahuan lain adalah (1) merupakan abstraksi dari dunia nyata, (2) menggunakan bahasa simbol, dan (3) menganut pola pikir deduktif.

B. Pengertian Al-Quran

Ditinjau dari segi bahasa (Etimologi), Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Konsep pemakaian kata tersebut dapat dijumpai pada salah satu surah al Qur'an yaitu pada surat al Qiyamah ayat 17 - 18.

Sedangkan dari segi terminology (istilah Islam), al Qur'an diartikan sebagai kalm Allah swt, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah swt sendiri dengan perantara malaikat jibril dan mambaca al Qur'an dinilai ibadah kepada Allah swt. Al Qur'an adalah murni wahyu dari Allah swt, bukan dari hawa nafsu perkataan Nabi Muhammad saw. Al Qur'an memuat aturan-aturan kehidupan manusia di dunia. Al Qur'an merupakan petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Di dalam al Qur'an terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Al Qur'an merupakan petunjuk yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang.

C. Hubungan Matematika dan Al-Quran

Matematika merupakan salah satu ilmu di mana di dalamnya terdapat berbagai macam bahasan. Seperti himpunan, sudut, statistika, dan lainnya. Namun ternyata di dalam Al-Quran juga membahas hal-hal yang berhubungan dengan matematika. Baik secara tersirat maupun tersurat. Selain itu terdapat juga perhitungan matematis dalam beberapa surat dalam Al-Quran. Berikut ini bebrapa contoh hubungan matematika dan Al-Quran:

1. Angka Nol dan Angka satu

Dalam bebrapa surat dalam Al-Quran terdapat ayat yang menandakan tentang ke-Esaan Allah. Di antaranya : Dalam Q.S Al Hasyr (59)

• هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dalam Q.S Thaahaa (20)

• إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Al Ikhlash ayat 1 • قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.

Dalam beberapa ayat tersebut, dapat dihubungkan dengan makna bilangan biner di matematika. Angka dalam bilangn biner yaitu 0 dan 1 (nol dan satu). Tentang keesaan Allah seperti tertera pada kata-kata yang sering di ucapkan kaum muslim yaitu syahadat. Makna La Ilaha illallah berkaitan dengan angka satu dan nol: La = tidak Illah = yang disembah, illallah = kecualli Allah tidak ada Tuhan = 0 selain Allah = 1 tidak ada Tuhan melainkan Allah; 0 = 1 – Allah Allah = 1 (bilangan syahadat atau kode keesaan Allah)

Angka 1 melambangkan keber-ada-an, keabadian, ke-Esaan, lambang ke-Tuhanan, sedangkan 0 adalah lambang ketiadaan, kelemahan, kefana-an,kesementaraan, lambang seorang hamba. Angka 0 ini menjadi bernilai tinggi manakala dia dekat dengan angka 1, namun apabila angka 0 ini jauh dengan angka 1 apalagi kalau dia berdiri sendiri maka dia tidak mempunyai nilai, walaupun kita tulis besar-besar. Paling-paling kita sebut dengan "big-zero". 2. Angka 19

Angka 19 bukanlah sebagai angka biasa. Namun angka 19 memiliki banyak keistimewaan dibanding dengan angka-angka lain.

Dalam Q.S Al-Mudatsir Ayat 31: “Dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (angka 19) melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata: Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”.( Terj. QS.Almudatsir : 31) Dari situlah kita bisa melihat bahwasanya angka 19 memang memiliki keistimewaan, karena Allah pun sampai menyebutkannya dalam firman NYA.

Tentang keajaiban angka 19 ini, pertama kali diteliti oleh seorang insinyur pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa, dan hasil penemuannya pernah didemonstrasikan di London. Berikut diantara keistimewaan angka 19 yg ditemukan nya, juga dr beberapa sumber lain yg mengungkapkannya. 1. Kalimat “ BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM” terdiri dari 19 huruf. 2. Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata : ISMI-ALLAH-ARRAHMAN-ARRAHIM.. Jumlah dari kata kata tersebut dalam al Quran ternyata merupakan kelipatan angka 19. ISMI = 19 = 19 x 1 ALLAH = 2.698 = 19 x 142 ARRAHMAN = 57 = 19 x 3 ARRAHIM = 114 = 19 x 6 3. total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat. 114 merupakan kelipatan 19 yaitu 19 x 6. 4. Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6 ), dengan perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9 (At Taubah), sedangkan sebuah lagi ditemukan disurat ke-27 ( an Naml ) ayat : 30. 5. Wahyu pertama Surat ke-96 ( al Alaq) ayat : 1-5 terdiri dari 19 kata, dan 76 huruf (atau 19 x 4 ) 6. Wahyu terakhir Surat ke-110 / an Nashr, terdiri dari 19 kata (atau 19 x 1). 7. Bagian tengah-tengah Quran jatuh pada Surat ke-18 (Al Kahfi) ayat : 19 . 8. Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematika dikenal sebagai salah satu ‘Bilangan Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan angka 1 dan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa Allah itu Esa, dan sifat-Nya yang serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri. “ Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan DIA “ ( Terj. QS. Al Ikhlas : 3) 9. Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana dalam bilangan pokok, angka 1 merupakan bilangan pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni ‘Maha Awal dan Maha Akhir’ . “ DIA lah yang awal dan yang ahir” ( Terj. QS. Al Hadiid : 3) 10. Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang ‘Maha Esa’ (surat ke-112 ayat 1). “ Katakanlah, DIA lah Allah yang satu” ( Terj. QS. Al Ikhlas : 1).Sedangkan angka 9 adalah angka yg terbesar, dan itu melambangkan sifat Allah yg ke 38, yaitu “ MAHA BESAR” 11. Dalam kalender Qomariyah 9 berdasarkan perhitungan bulan, tahun kabisat terjadi tiap 19 tahun sekali. 12. Prof. Dr.Chr.P. Raven dalam atlas anatomi, mengemukakan bahwa manusia memiliki ruas tulang leher sejumlah 7 ruas dan tulang belakang sejumlah 12 ruas. Keduanya saling berhubungan dan jumlah rusuknya, jika dijumlahkan adalah 19. ( 7 + 12) 3. Angka Genap dan Angka Ganjil

Semua angka atau bilangan baik genap maupun ganjil itu baik. Allah SWT pun bersumpah dengan yang genap dan yang ganjil (QS. Al Fajr (89) : 1-3). Artinya : 1. demi fajar, 2. dan malam yang sepuluh, 3. dan yang genap dan yang ganjil.

beberapa hal penting yang terjadi pada angka ganjil. Beberapa contoh hal yang terjadi pada angka ganjil diantaranya adalah: 1. Sholat witir yang biasa dilakukan tiga rakaat 2. Tarawih yang menurut para ulama dilakukan 20 rakaat, ternyata diakhiri dengan witir. Begitu juga mereka yang melakukan tarawih 8 rakaat, mereka-pun meng-ahirinya dengan witir. 3. Ketika Nabi hijrah ke Madinah, pada bulan puasa, beliau berperang dengan kelompok orang-orang kafir Makkah. Jumlah pasukan Nabi Saw tidak banyak, hanya 113. Angka ini sangat menarik, karena jumlahnya gajil. 4. Peperangan itu terjadi tepat pada tanggal 17 hari jum’at bulan Ramadhan (tanggal gajil). Pertempuran itu dimenangkan oleh kaum muslimin dalam tempo tidak terlalu lama. 5. Malam Lailatul Qodar yang terjadi pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan di malam ganjil. Pada malam malam tersebut, biasanya penduduk Arab berbondong-bondong menuju Makkah guna menyambut detik-detik turunnya al-Qur’an (Lailatul Qodar). Bukan hanya di Arab, disebagian pelosok Negeri, masjid-masjid penuh dengan jama’ah tarawih, sedangkan tangal genap banyak yang absen, karena di anggab bukan malam yang sakral. 6. Jumlah rakaat sholat lima waktu yang berjumlah 17 rakaat. 7. Asmaul husnah yang berjumlah 99 8. Aqiqoh lebih afdhal dilakukan pada hari ke-7 setelah hari kelahiran bayi walapun bila dilakukan pada hari lainnya diperbolehkan 9. Allah SWT juga menciptakan langit dan bumi tujuh lapis. 10. Allah juga menjadikan hari ada tujuh dalam sepekan. 11. Neraka Jahannam ada tujuh pintu. Angka-Angka yang disebutkan di atas tentunya memiliki keistimewaan. Hanya saja manusia belum mampu menguak rahasia tersebut, karena keterbatasan kemampuan yang dimilikinya. Yang terpenting ialah bagaimana memaknai tanggal ganjil tersebut dengan penuh hikmah, seperti Lailatul Qodar tepat pada malam ganjil, sekaligus turunnya al-Qur’an. Waktu itu Nabi Saw sedang berada di Gua Nur tepat nya pada tanggal 17 Ramadhan. Perang Badar yang sangat mendebarkan itu juga pada tanggal 17 ramadhan. Dan Allah sendiri witir (esa). 4. Simetri (Keseimbangan)

KESEIMBANGAN BENTUK TUBUH KITA (SIMETRI)

Istilah simetri diturunkan dari kata bahasa Greek,“symmetria” yang berarti ‘diukur bersama”/“measured together”. Suatu objek dikatakan simetri bila satu bagian (satu sisi) darinya adalah sama atau sebagaimana bagian lainnya Simetri di atas termasuk simetri refleksi (pencerminan), simetri refleksi (pencerminan) adalah operasi mencerminkan objek pada sebuah garis sebagai bidang cermin.

Allah menciptakan segala sesuatu berdasarkan keseimbangan, dalam Al-Qur’an Surat Al Infithar : 6 - 8 dijelaskan : 6. Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. 7. yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, 8. dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

Maksud dan kandungan ayat diatas bahwasanya Allah Swt menciptakan manusia adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmah. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zat-Nya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhluk-Nya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagi-Nya sehingga tidaklah menjadikan perbuatan-Nya sia-sia.

Dan manusia akan meraih kesempurnaan dirinya melalui jalan ibadah dan beramal, dan di dalam ibadah dan amal itu sendiri mengandung sifat kesempurnaan, dan kesempurnaan ini akan dicapai manusia setelah kematian menjemputnya. Yang merupakan kehidupan yang terbaik dari sisi jasmani dan rohani. Dengan kata lain, dunia tempat bercocok tanam dan akhirat tempat memetik hasilnya. KESEIMBANGAN CIPTAAN ALLAH SWT (BILANGAN NOL)

Dalam Pernyataan matematika : 1. a – b = 0  a = b a dan b menunjukkan sama, sama diartikan sebagai keseimbangan ciptaan Allah Swt. 2. a + b = 0  b = - a, menunjukkan invers atau lawan dari a. Diartikan sebagai ciptaan Allah yang saling berpasangan (berlawanan jenis).

Allah menciptakan segala sesuatunya berdasarkan keseimbangan. Firman Allah Swt : Artinya : “Hai manusia, apakah yang Telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang Telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang” (QS. Al Infithar : 6-7) Artinya : Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (QS. Al Mulk : 3)

Untuk keseimbangan kelangsungan kehidupan makhluk ciptaan Allah, Allah menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan (berlawanan jenis), diantaranya : laki-laki dan perempuan, daratan dan lautan. Allah berfirman :

Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Ruum : 21)

Seorang peneliti Muslim Dr. Tariq Al-Suwaidan menemukan data menakjubkan tentang Alquran. Terlihat bahwa ada keteraturan dari kata yang ada dalam Alquran. Banyak kata yang saling berlawanan dalam Alquran adalah sama. Menunjukkan bahwa adanya keseimbangan ciptaan Allah Swt. Subhanallah..

No Kata arti Banyak kata dalam Al Qur’an 1 Al Malaikah Malaikat 88 2 As Shayateen Syetan 88 3 Al Rajul Laki-laki 24 4 Al Marha Perempuan 24

(Al Quran) Ini adalah penjelasan yang Sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS. Ibrahim : 52) 5. Estimasi/Taksiran Dalam QS Ash_Shaffat ayat 174:

Yang artinya Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.

Pada QS Ash-Shaffat ayat 147 tersebut dijelaskan bahwa nabi Yunus diutus kepada umatnya yang jumlahnya 100000 orang atau lebih. Jika membaca ayat tersebut secara seksama, maka terdapat rasa atau kesan ketidakpastian dalam menentukan jumlah umat nabi Yunus. Mengapa harus menyatakan 100000 atau lebih? Mengapa tidak menyatakan dengan jumlah yang sebenarnya? Bukankah Allah SWT maha mengetahui yang gaib dan yang nyata? Bukankah Allah SWT maha mengetahui segala sesuatu, termasuk jumlah umat nabi Yunus? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut adalah “inilah contoh estimasi (taksiran)”. 6. Himpunan

Himpunan didefinisikan sebagai kumpulan objek-objek yang terdefinisi dengan jelas (well defined) (Bush & Young, 1873:2). Objek yang dimaksud dalam definisi tersebut mempunyai makna yang sangat luas. Objek dapat berwujud benda nyata dan dapat juga berwujud benda abstrak. Konsep himpunan, relasi himpunan, dan operasi himpunan ternyata juga dibicarakan dalam Al-Qur’an meskipun tidak eksplisit. Perhatikan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Faathir ayat 1 yang menjelaskan sekelompok, segolongan atau sekumpulan makhluk yang disebut malaikat. Dalam kelompok malaikat tersebut terdapat kelompok malaikat yang mempunyai dua sayap, tiga sayap, atau empat sayap. Perhatikan juga firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nuur ayat 45 yang menjelaskan sekelompok, segolongan, atau sekumpulan makhluk yang disebut hewan. Dalam kelompok hewan tersebut ada sekelompok yang berjalan tanpa kaki, dengan dua kaki, empat, atau bahkan lebih sesuai yang dikehendaki Allah.

Berdasarkan dua ayat tersebut, yaitu QS Al-Fathir ayat 1 dan QS An-Nuur ayat 45, terdapat konsep matematika yang terkandung di dalamnya yaitu kumpulan objek-objek yang mempunyai ciri-ciri yang sangat jelas. Inilah yang dalam matematika dinamakan dengan himpunan. 7. Statistika

Statistika adalah cabang matematika yang berkaitan dengan pengumpulan data, pengolahan data, panyajian data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Suatu kegiatan utama dalam statistik adalah pengumpulan data. Dalam masalah mengumpulkan data yaitu mencatat atau membukukan data, Al-Qur’an juga membicarakannya. Perhatikan Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 49, Az-Zukhruf ayat 80, Al-Jaatsiyah ayat 29, dan Al-Qamar ayat 52. Selain kegiatan mengumpulkan data, statistika juga sangat memperhatikan ketelitian. Dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 94 disebutkan     

Artinya: Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.. Al-Qur’an sendiri telah memberikan bukti konkret tentang statistika. Dalam Al-Qur’an terdapat keajaiban statistik (statistical miracle) dalam penyebutan kata. Terdapat ketelitian dan keseimbangan dalam jumlah penyebutan suatu kata dikaitkan dengan sinonim, antonim, akibat, penyebab, atau bahkan dengan realitas kehidupan sehari-hari.

8. Perhitungan matematis persitiwa Ashabul Kahfi Dalam surat Al-Kahfi (18) ayat 25, terdapat firman Allah SWT,

“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”. Jika diamati ayat ini, Allah berfirman tentang kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) yang mendiami gua selama 300 tahun dan ditambah 9 tahun lagi.

Dari segi hitungan matematika sederhana, ayat ini bicara tentang tahun, maka pembahasannya tidak jauh dari pengetahuan tentang waktu. Dimulai dari berapa hari dalam satu tahun masehi (syamsiyah), yaitu 365,25 hari. Lalu dibulatkan menjadi 365 hari. Sedangkan jumlah hari dalam satu tahun hijriah adalah 354 hari. Maka selisih hari dari kedua tahun tersebut adalah 11 hari.

Kemudian 11 hari sebagai selisihnya, dikali dengan 300 (berasal dari ayat diatas, juga dikaitkan dengan tahun masehi). Angka yang didapat adalah 3300 hari, yang selanjutnya dibagi dengan 354 hari, dari penanggalan hijriah. Maka hasilnya adalah 9,32 tahun, atau boleh juga dibulatkan menjadi 9 tahun. Artinya, 300 tahun pada penanggalan masehi itu sama dengan 300 tahun ditambah 9 tahun pada penanggalan hijriah. Perhatikan perhitungan di bawah ini. Tahun Masehi Tahun Hijriah Selisih 365 hari à 11 hari ß 354 hari 300 tahun 300 tahun 11 hari x 300 = 3300 hari = 3300/354 = 9,32 tahun = 9 tahun 300 tahun 300 + 9 tahun

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Matematika sebagai ilmu ternyata memiliki hubungan atau keterkaitan dengan Al-Quran dalam berbagai hal. Beberapa bahasan atau materi yang ada dalam matematika dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Quran baik secara tersurat ataupun secara tersirat. Misalnya bahasan himpunan yang dijelaskan di QS. Al-Faathir ayat 1 dan QS. An-Nuur ayat 45. Statistika dalam QS. Maryam ayat 94. Estimasi/Taksiran dalam QS Ash-Shaffaat ayat 174. Dan bebrapa ayat-ayat lainnya. B. Saran

Sebaiknya perlu diadakannya pengkajian yang lebih dalam tentang ayat-ayat Al-Quran. Hal ini guna menemukan beberapa hubungan lain dari bahasan matematika dan ayat-ayat dalam Al-Quran yang mana masih tersimpan banyak rahasia besar di dalamnya.

Daftar Pustaka • http://ulumulislam.blogspot.com/2014/04/pengertian-al-quran-menurut-bahasa.html#.VQ-ay2rnor8 • http://www.arrahmah.com/read/2011/03/16/11360-keajaiban-matematika-dalam-al-quran.html • https://cahyaimancahayakebenaranislam.wordpress.com/2013/12/09/mukjizat-matematika-dalam-al-quran/ • https://rinaldimunir.wordpress.com/2012/11/30/keajaiban-angka-19-di-dalam-al-quran/

Read Users' Comments (1)komentar